after Rudi___Jendela Apresiasi___: Goresan Cinta untuk para pejuang

Salam Hangat..., Di Blog Saya ( RUDI )

|| Muka Depan || Tentang Rudi || Hubungi Rudi ||

Saturday, April 29, 2006

Goresan Cinta untuk para pejuang


Goresan Cinta untuk para pejuang*

Tulisan ini terinspirasi oleh surat-surat yang dibuat oleh para pejuang muslim negeri ini. Tidak dapat kita sangsikan kehidupan para pejuang dimanapun dan kapanpun bisa menjadi sumber inspirasi bagi generasi sesudahnya. Seperti kita ketahui bagaimana sosok pejuang paling mulia yang pernah ada dimuka bumi, Rasulullah Muhammad s.a.w. Beliau persembahkan jiwa dan raganya hanya untuk Allah demi tegaknya agama yang hak yang hingga kini dapat kita rasakan hasil perjuangannya dan keniscayaan agama islam yang dibawanya hingga hari akhir.

Yang sedikit akan tegambar dalam tulisan kali ini adalah sebuah persembahan bagi para pejuang muslim Indonesia.

Sistem pendidikan dinegri ini memaksa para pelajarnya untuk hanya mengetahui sosok para pejuang hanya dari sisi politis dan hal-hal yang bersifat formalitasnya saja. Maka pelajaran-pelajaran sejarah disekolah maupun perguruan tinggi yang seharusnya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi terbentuknya karakter seseorang hanya menjadi momok pelajaran yang sangat membosankan. Hal ini diperparah dengan sangat sedikitnya buku-buku sejarah yang didalamnya memberikan gambaran kehidupan sehari-hari para pejuang tersebut.

Sosok pejuang Muslim sejati

Sebagian dari kita mungkin tidak tahu bagaimana sosok seorang Soetomo (Bung Tomo) yang diakhir-akhir hayatnya tak tertinggal melaksanakan qiyamullail. Tak lepas untaian doa untuk rakyat kecil dan kemajuan bangsa yang keluar dari mulutnya disaat penduduk negri sedang tertidur lelap. Dan hingga akhirnya, sosok yang lebih kita kenal dengan retorika dan pidatonya dipodium dan medan juang yang menggebu-gebu dan membakar semangat itu menutup usia ditanah suci saat menunaikan ibadah haji. Keterpaduan antara aspek duniawi dan ukhrawi yang proporsional telah ditunjukkan oleh beliau dan hal ini seharusnya menjadi sebuah senjata bagi generasi penerus untuk menirunya dalam membangun negri.

Ataukah kita hanya tahu bahwa H. Agus Salim adalah seorang yang mempunyai keahlian yang hebat dalam diplomasi dan hidup berkecukupan dimasanya. Padahal sebenarnya kehidupan sehari-hari beliau penuh dengan rasa cinta kasih yang mendalam kepada istri dan anak-anaknya. Tak pernah beliau memalingkan perhatian kepada anaknya yang hanya sebatas bertanya walaupun dalam keadaan diskusi yang cukup penting. Keadaan ekonominya tidak seperti yang kita bayangkan, betapa sering H. Agus Salim dan keluarga harus berpindah dan menempati rumah yang amat sederhana. Bahkan pernah suatu kali mereka menempati rumah yang wc-nya tidak dapat digunakan. Namun demikian sosok H. Agus Salim telah menanamkan dalam dirinya termasuk pada istri dan anak-anaknya untuk menjalani keadaan tersebut dengan “gembira”, sebutan beliau. Sungguh kehidupan yang penuh dengan elegi cinta seolah ada syurga dunia dalam keluarga, tak dapat tertahan untuk rasa haru ketika untaian kata tertulis dilembaran ini.

Lain H. Agus Salim dan Bung Tomo lain juga kehidupan yang dijalani oleh sosok pejuang M. Natsir, beliau lebih akrab dikenal dengan pergerakannya semasa di Masymumi. Beliau juga adalah pribadi yang taat dalam menjalankan nilai-nilai keislaman. Perjuangannya semasa awal-awal kemerdekaan malah dijadikan kambing hitam oleh pemerintahan dikala itu, sehingga tidak asing baginya keluar masuk hutan yang masih perawan, yang sarat dengan berbagai macam resiko. Akan tetapi, dibalik keperkasaan dan keberaniannya berjuang beliau juga tak pernah lepas memperlihatkan ikatan kasih sayangnya kepada keluarganya. Tak jarang dalam suratnya tersirat kata-kata mesra yang ditujukan untuk istri dan keluarganya dengan sapaan ‘sayang’, cinta, peluk cium, dsb. Sungguh bahasa hatinya telah terasah oleh cahaya ilahiyah sehingga seringnya mereka berpisah semakin menguatkan ikatan kasih sayang bahkan didikan kepada anak-anaknya pun tak dipandang setengah mata olehnya walaupun perjuangan beliau tidak ringan diluar sana.

Perjuangan gigih yang malah dihargai oleh pemerintah sebagai momok yang membahayakan negara tidak mengurungkan niatnya dalam menegakkan keyakinan yang benar menurut beliau. Beliau juga tak pernah lupa posisinya sebagai hamba yang harus lebih taat pengabdiannya kepada Allah s.w.t. Hal ini terbayangkan oleh saya-penulis- ketika salah seorang ustadz saya yang merupakan salah satu anak didik beliau berkata tentang sosok M. Natsir. Ustadz saya itu pernah bercerita bahwa dihampir setiap pagi terlihat beberapa kitab tafsir berbahasa arab dan satu mushaf alquran berada di meja teras depan rumahnya dengan posisi ayat pada masing-masing kitab dan juga alquran itu sama ayatnya. Hal ini menggambarkan betapa beliau begitu gigih mengkaji terus kandungan isi alquran segigih ia berjuang untuk Indonesia.

Sungguh tak cukup rasanya jika dapat tertulis dalam lembaran kertas dihadapan anda ini. Begitu panjang jalan kehidupan para pejuang muslim yang menghiasi hari demi hari perjalanan bangsa. Masih banyak lagi para pejuang disana, seperti Sjafruddin Prawiranegara, Mohammad Hatta, Kasman Singodimejo dan beberapa nama yang sering terlupakan oleh anak bangsa.

Penghargaan pejuang dengan keteladanan

Bila kita coba lihat lebih mendalam pada kehidupan keseharian para pejuang maka akan semakin menambah rasa hormat kita pada mereka. Disana terukir kisah hidup yang penuh dengan berbagai macam ujian yang dihadapi dengan penuh ketabahan dan ketangguhan serta bertawakal kepada Allah s.w.t. penciptanya. Banyaknya penderitaan yang dihadapi semasa berjuang seakan dirasa bumbu yang sudah lumrah harus ada dalam keyakinan mereka. Tanpa melupakan pentingnya peran keluarga, maka dapat kita pelajari betapa kebijaksanaan dan kebersahajaan selalu mendampingi dan membudaya pada keluarga mereka.

Dalam hal ini tidaklah dapat kita sangkal betapa kehidupan para pejuang memberikan fungsi keteladanan yang tak lekang dimakan zaman. Semisal seperti surat cinta Prawoto Mangkusasmito yang memberikan pelajaran berharga kepada anak-anaknya tentang arti keteladanan. Hingga detik ini pun kita dapat melihat sebagian besar dari anak-anak para pejuang tersebut menjadi sosok yang juga sangat beguna bagi masyarakat. Disinilah hasil yang sungguh dapat dibanggakan dari didikan para pejuang muslim negri ini.

Dari sedikit uraian diatas semoga ada pelajaran yang dapat kita ambil untuk kemudian kita fahami dan sadari serta kita jadikan pelajaran sebagai amalan yang berguna bagi masyarakat Indonesia. Kondisi indonesia saat ini sangat memerlukan figur yang memiliki fungsi keteladanan sejati. Banyak memang orang yang memiliki tingkat kecerdasan dan intelektual yang lebih baik dimasa ini bila dibandingkan dimasa lalu. Namun kecerdasan dan intelektual tanpa hati nurani dan Keteladanan sejati, kalaupun ada sangat sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah orang cerdas dan intelek yang bermental bobrok.

Keteladanan sejati adalah keteladanan yang hadir dari dalam lubuk keimanan yang hakiki, tanpa topeng-topeng kedustaan dan kemunafikan. Bangsa ini merindukan sosok-sosok seperti M. Natsir, Bung Hatta, H. Agus Salim dan beberapa tokoh lain yang namanya takkan pudar ditelan masa. Serta selalu harum mewangi bagi para pencari sosok keteladanan sejati.

Selanjutnya bagi generasi penerus dimasa kini dan yang akan datang, kita memang tidak akan mampu menjadi seperti sosok-sosok diatas. Akan tetapi, paling tidak ada hal berguna yang kita persembahkan bagi bangsa ini walaupun sedikit dan seiring dengan itu dapat menghantarkan kita pada keteladanan sejati pejuang muslim negri ini. Teriring doa semoga jasad mereka diterima disisi Rabbnya, sesuai dengan kegigihan dan perjuangan yang mereka korbankan untuk membela harga diri dan bangsa. Perjuangan para pejuang muslim akan menjadi lebih berarti ketika generasi sesudahnya juga dapat memberikan sumbangsih yang berharga terhadap hasil perjuangan mereka.

Mereka…., pejuang muslim sejati yang tidak menjual murah perjuangannya dengan harga murah kedudukan ataupun harta di dunia. Lebih dari itu keyakinan dalam jiwa mereka membuat mereka menginginkan balasan semata dari Allah yang Maha Kaya, yang Maha Membalas segala sesuatu. Semoga mereka digolongkan oleh Allah kedalam orang-orang yang gugur syahid dijalan ridho-Nya. Aamiin..

Harum mewangi cerahkan wajah bumi

saat terpetik gugur pejuang berani,

darah yang membanjir suburkan tanah kami

tumbuhkan kuntum bunga pahlawan sejati.

Wallahu’alam


* Oleh Rudiyanto,

Mahasiswa tingkat akhir STEI SEBI Ciputat, Manager Fundraising PEACE Foundation


0 Comments:

Post a Comment

<< Home